Surat Terpilih untuk Februari oleh Nawang Rizky

"Jika perasaan sulit disuarakan maka suratkanlah"

Surat untuk Februari 

Untukmu, Ki.

Hari-hari terasa sulit ya? Jangan khawatir, tidak akan terasa seperti ini selamanya. Tidak apa-apa langitmu sempat abu-abu, kelak ia biru lagi, kelak Tuhan akan menghadiahimu pelangi kembali. Aku tahu perasaanmu, segala keresahan dan ketakutanmu itu. Pelan-pelan diurainya, satu-satu dihadapi. Lalu cari semangat untuk membuat mereka mati dan tak muncul lagi.

Kau merasa tersesat dalam dirimu sendiri, aku tahu. Kepalamu rasanya seperti labirin pacman, ke mana pun kau pergi, kau bertemu hantu-hantu sialan itu lagi. Tapi kau seringnya tak punya pilihan, cuma bisa lari dan sembunyi. Tak apa-apa, orang dewasa juga manusia. Ada sudut-sudut di kepalanya yang tak suka mereka datangi. Katanya, waktu yang akan menyembuhkan. Kelak kau tak akan ingat lagi pernah ada rumah hantu di kepalamu dan upayamu bertahan hidup di situ.

Iya, seperti sulit bagimu saat ini untuk mengingat bahagiamu kemarin itu. Kehilangan ingatan itu juga menyebalkan ya, ternyata. Kau bisa bertualang menjejaki galeri, menemukan senyum dan tawa yang terukir cantik di wajahmu. Tapi kau tak ingat lagi bagaimana rasanya. Kau jadi tak suka pergi menjelajah ke sana lagi, makin lebar tawamu di foto itu, makin kau merasa kehilangan dirimu sendiri.

Tapi tak apa-apa.
Kelak ia datang lagi, dan saking bahagianya, kau mungkin tak akan menyadari bahwa sebenarnya selama ini ia tak ke mana-mana.

Selamat ulang tahun, Ki.
Sebut saja kau lahir baru tahun ini. Kau yang tahun lalu sudah sukses mati bunuh diri. Tuhan akan merayakannya besok dengan memberimu matahari lagi. Ingat ya, menomorsatukan dirimu sendiri bukan dosa. Dan meskipun terbatas, tanganmu tak pernah kurang panjang untuk memeluk dirimu sendiri. Bahagia, ya.

#PecanduBukudiKaryaKarsa
#SuratuntukFebruari2024
#PecanduBuku